Tuesday, December 21, 2010

SIAPA BAKAL CALON MEWAKILI SUKUBANGSA IRANUN PADA PRU-13 DALAM FORMULA TOLERANSI 2:1:1?


Sekadar Gambar Hiasan.
Jika pemimpin itu diumpamakan sebagai seorang nakhoda kapal, maka ia dituntut kemampuan untuk mengarahkan kapal dan sekaligus menyatukan seluruh anak buahnya. Dapat dibayangkan apa yang bakal terjadi jika seorang nakhoda kapal kehilangan arah, tidak tahu ke mana kapalnya akan diarahkan. Maka yang terjadi, adalah kapal akan terombang ambing tanpa arah. Kapal akan bergerak tetapi gerakannya tidak jelas, bahkan bisa boleh jadi pada fikirannya sudah pergi jauh, ternyata justru kembali ke tempat semula. Malahan yang lebih memilukan jika sehinggakan sanggup menjual kapalnya sendiri dengan alasan ingin menukar kapal yang lebih besar, hakikatnya  anak buah ditinggalkan dan terpaksa berenang sendirian meredah samudera.
Begitu pula seorang pemimpin, harus mengetahui posisi dan sekaligus tahu akan digerakkan ke mana masyarakat yang sedang dipimpinnya. Mendapatkan orang yang memiliki kemampuan seperti ini ternyata juga tidak mudah kerana menjadi pemimpin kepada masyarakat tidak semudah menjadi pemimpin kepada parti politik. Ramai pemimpin di pelbagai level ternyata tidak tahu apa yang sesungguhnya dikehendaki oleh kelompok atau masyarakat yang dipimpinnya. Untuk menghindari akan terjadinya keputusan seperti itu, maka bakal calon pada PRU-13, sebelum dipilih oleh yang berhak mencalonkan, pertimbangan sewajarnya harus dilakukan sedalam-dalamnya, demi memilih pemimpin yang mempunyai visi dan misi serta matlamat perjuangan yang menguntungkan masyarakat.
Keadaan seperti inilah berakibat bahawa mendapatkan yang benar-benar capable dan memiliki trust yang tinggi pada implementasi yang sulit dilakukan. Suasana buruk dalam proses recruitment/ recycling kepimpinan itu menjadikan pemenangnya adalah orang-orang yang memiliki dukungan politik yang kuat, hubungan-hubungan cultural dan bahkan tanpa malu-malu dikatakan, adalah orang yang sebatas hanya bermodalkan dana besar. Oleh kerana itu tidak aneh jika sementara orang menyatakan bahawa modal mendapatkan kekuasaan selama ini bukan kejujuran, kearifan dan sifat-sifat terpuji lainnya, melainkan wang. Siapapun yang memiliki wang, maka mereka itulah yang akan berkuasa.
Kembali kepada perkara pokok topik perbincangan “Siapa bakal calon yang akan mewakili sukubangsa Iranun di Kota Belud mengikut Formula Toleransi 2:1:1?? Cakap-cakap diluar kedengaran tentang siapa bakal YB sukubangsa Iranun dalam parti BN selepas PRU-13. Terdapat andaian bahawa akan kekal disandang oleh pemimpin dari muka lama/veteran. Tetapi senario politik kini tidak lagi seperti mana diambang PRU-10 dan PRU-11 bahkan lebih mencabar berbanding PRU-12. Pertembungan arus bakal mewujudkan sesuatu yang diluar jangka....mungkinkah ada benarnya muka baru seperti mana yang sering menjadi topik perbualan di kedai-kedai kopi akhir-akhir ini. Namun belum dapat dipastikan sejauh manakah kebenarannya, jika ini berlaku mestinya satu perubahan telah berlaku khasnya dalam mentaliti politik sukubangsa Iranun daripada hanya melihat siapa pemimpin yang memimpin kepada kelompok yang ingin melihat sejauh manakah pemimpin tersebut menyumbang kepada masyarakat yang dipimpinnya. Namun demikian setiap keputusan ada pro dan kontranya...tidak kurang yang meragui keupayaan muka baru dari kalangan pemimpin pelapis khasnya penyokong kuat saf kepimpinan lama. Akan tetapi harus diingat bahawa pembangunan, kemajuan sesebuah masyarakat tidak bisa dibina dengan air liur semata-semata hanya melalui keupayaan berbahas atau berhujah.
Manmohan Singh, Perdana Menteri India yang sememangnya dikenali ramai sebagai pemimpin yang ucapannya boleh membuatkan pendengarnya tertidur. Ucapan beliau bukanlah berapi-api yang membakar jiwa setiap yang mendengarnya ataupun membangkitkan emosi untuk menarik perhatian dan membina pengaruh. Ianya juga adalah satu kelemahan yang boleh dimanipulasikan oleh pihak lawan terutama pemimpin lawan yang bijak berhujah membina imej elegan dan berkarisma di mata rakyat. Tetapi itu bukan masalah bagi Perdana Menteri negara kedua paling ramai penduduk di dunia ini membina perubahan. Apa yang dilakukannya lebih penting dari apa yang dikatakannya. Perubahan ekonomi yang radikal serta polisi memelihara kesejahteraan golongan miskin telah memberikan kehidupan yang lebih baik kepada beratus-ratus juta rakyatnya.
Satu lagi contoh klasik dalam kepimpinan antarabangsa adalah bekas cansellor Jerman, Helmurt Kohl yang berjaya menyatukan hubungan Timur dan Barat negara itu yang terpisah sebelumnya. Pada 1980-an Kohl menjadi bahan jenaka oleh rakyatnya sebagai pemimpin yang tidak pandai berucap dan sering tergagap-gagap. Tetapi apabila satu demi satu pemimpin Jerman yang pada awalnya kelihatan elegan mula gentar dan menyepikan diri ketika keruntuhan Tembok Berlin pada tahun 1989, ketegasan Kohl telah menyatukan dua wilayah tersebut dalam masa hanya satu tahun. Ini semua berkat wawasannya yang jelas.
Apabila pemimpin dan rakyat bekerja menuju ke arah satu arah yang sama, hasilnya pasti hebat untuk mereka. Wawasan perlu dikongsikan bersama. Apabila wawasan dikongsikan bersama, keseluruhan individu dan kelompok yang dipimpinnya akan bergerak bersama.

Dipetik dari kitab2 lama....

Wednesday, December 15, 2010

Belajar Dari Sebatang Pencil

Untuk menjadi besar maka kita harus belajar dari hal-hal kecil. Terkadang dunia di sekitar kita memberi banyak makna untuk kita jadi sebagai tempat belajar untuk memaknai hidup dan kehidupan.

Pencil, sering sekali kita lihat dan gunakan. Pada umumnya pencil kita gunakan untuk menulis dan melakarkan sesuatu. Melakar maupun menulis dengan menggunakan pencil ada keuntungan tersendiri dibanding dengan pen, kerena apabila ada kesalahan maka dengan mudah kita dapat menghapus goresan yang telah kita buat pada kertas.

Disamping itu, pencil juga mempnyai makna tersendiri, seperti apa yang di ceritakan dibawah ini :

Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat. 
"Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?" Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya, "Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai." "Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti" ujar si nenek lagi. 

Mendengar jawab ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai. "Tapi nek sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya." Ujar si cucu. Si nenek kemudian menjawab, "Itu semua bergantung bagaimana kamu melihat pensil ini." "Pensil ini mempunyai 5 kualiti yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini." Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualiti dari sebuah pensil. 

"Kualiti pertama, pensil mengingatkan kamu kalau kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebatang pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya". 

"Kualiti kedua, dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, kerana merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik". 

"Kualiti ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar".

"Kualiti keempat, bahagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bahagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyedari hal-hal di dalam dirimu". 

"Kualiti kelima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga kamu, kamu harus sedar walau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah berhati-hati dan sedar terhadap semua tindakanmu".
Dipetik dari Kitab2 Lama...

Friday, December 10, 2010

RESIKO HIDUP HARUS DIHADAPI.

Resiko Hidup seperti apa yang harus kita hadapi? Kenapa kata Resiko Hidup begitu mengerikan bagi kalangan tertentu. Sebab sebuah kondisi hidup yang mengandung resiko, di dalam fikiran sebagian orang, itu adalah kondisi yang sangat mengerikan. Resiko Hidup tersebut bisa mengakibatkan malapetaka yang teramat hebat bagi kelangsungan hidup selanjutnya.

Padahal sebenarnya hidup ini senantiasa dilingkari oleh segenap resiko. Hanya saja selama ini sebagian orang tidak menyadarinya. Karena dimata mereka, resiko hanyalah sebuah Situasi-Akibat. Situasi yang extrim, mengerikan dan perlu dijauhi, bahkan sejauh-jauhnya. Segitu menakutkannya resiko, sampai-sampai kata resiko identik dengan akibat fatal yang hanya bermakna negatif.

Banyak orang ingin merasakan kesenangan hidup dan menggapai kesuksesan. Namun enggan menerima segala resikonya. Baginya kesenangan hidup bisa diperoleh dengan berbagai cara, asal tidak mengandung resiko hidup yang mengerikan itu. Maka tak jarang mereka menggunakan cara-cara yang menyimpang. Sebagai fakta sosial, tindakan korup serta kejahatan sosial terus meningkat, meraja-lela dimana-mana. Rasa aman sudah menjadi barang langka sekarang ini. Suap-menyuap sudah membudaya dan menjadi aktifitas yang menyenangkan.

Kondisi seperti itu hanyalah sebagian kecil prespektif lain dari ketakutan seseorang untuk mengambil sebuah resiko hidup. Padahal jika di fikir-fikir, tindakan-tindakan menyimpang tersebut, mengandung resiko yang sangat luar biasa. Melebihi resiko hidup sesungguhnya, yang selama ini mereka takutkan. Korupsi, suap-menyuap, rampok, jembret dan lain sebagainya, resikonya hukuman penjara / hukuman mati bahkan pengasingan sosial. Kalaupun lolos, hidupnya tidak tentram, selalu gundah dan tidak teratur.

Namun kenapa toh jalur seperti itu tetap saja menjadi pilihan hidup. Cari kerja susah, makan susah, terpaksa dan lain-lain selalu menjadi alasan klasik yang melegalkan tindakannya. Hal ini tak lain berkaitan dengan penyakit atau virus mental yang telah membelenggu dirinya selama ini.

Didalam kehidupan ini sering sekali kita dihadapkan oleh berbagai pilihan hidup. Dan pilihan-pilihan tersebut terkadang membuat kita bingung, gentar, ragu-ragu yang semua itu sangat mempengaruhi masa depan kita.
Disinilah letak kekuatan diri seseorang. Kekuatan untuk memilih Ketika ia dihadapkan oleh beberapa pilihan. Mana pilihan yang paling ideal serta mampu kita lakukan.

Dalam situasi seperti itu, terkadang kita lupa tips menentukan jalan hidup. Saya, anda dan juga sebagian yang lainnya, masih terbiasa melihat unsur kesulitannya saja. Tidak melihat dari unsur kebaikannya.
Perumpamaannya seperti ini:

jika anda melihat sebuah gunung, anda tidak akan pernah tahu obyek apa yang berada dibalik gunung tersebut. karena pandangan anda terhalang oleh gunung.

Nah gunung itu adalah mental anda sedangkan obyek dibalik gunung itu adalah keinginan anda. karena selama ini anda selalu terhalang oleh mental anda, maka keinginan anda tidak akan pernah tercapai.

Selama ini Anda hanya melihat gunung yang tinggi dan sulit, bahkan sangat beresiko untuk di raih, anda tidak pernah melihat keinginan anda yang berada dibalik gunung itu.

Rekan-rekan, jika anda ingin menikmati kehidupan yang anda inginkan, maka resiko hidup mutlak anda hadapi. Jika anda tetap enggan menerima segala konsukuensi dari pilihan hidup anda, maka JANGAN menuntut banyak atas perubahan hidup yang ideal menurut ukuran anda.

Namun saya berharap artikel ini memberi dampak yang luar biasa bagi kemajuan mental siapa saja yang membacanya. Oleh karena itu, saya berteriak kepada anda! mari kita sama-sama, dakilah gunung itu! Mari kita raih obyek dibalik gunung itu. Sebab segala pilihan hidup yang sudah kita tetapkan, Tentu mengandung resiko yang setimpal. Namun dibalik keberanian kita menerima resiko itu, ada hadiah yang telah menanti kita. yaitu impian hidup yang sangat kita idam-idamkan.